Skip to main content

LET'S TALK ABOUT MATCHA IN GENERAL AND CURRENT SITUATION IN 2025

Sumber: Unsplash

Hai semuanya! Sepertinya makin ke sini benar-benar makin demam matcha, ya. Di mana-mana ada matcha. Banyak orang yang keranjingan matcha, termasuk aku. Meskipun sudah menyukai matcha sejak lama, tapi aku baru benar-benar terekspos ke pengalaman menikmati matcha yang berbeda dan lebih dalam belakangan ini. 

Sisi baiknya dari hal ini adalah jadi bisa menikmati matcha bersama teman-teman, sampai terbitlah acara main kafe di kantor bernama Matcha Mate.

Ternyata peminat matcha itu banyak banget. Dari matcha latte sampai usucha. Dan aku senang banget lihat awareness masyarakat sekarang makin tinggi terhadap kualitas matcha yang bagus.

Nah, pertanyaan selanjutnya adalah, sebenarnya matcha yang bagus itu yang seperti apa? 

Cara paling mudah untuk mengidentifikasi kualitas matcha yang bagus ada di warnanya. Warna tidak akan pernah bohong. Walaupun aku mulai curiga, bisa jadi suatu hari nanti ada yang dengan nakal mewarnai bubuk matcha dengan warna hijau giok supaya terlihat seperti matcha berkualitas tinggi. Ya ampun! 

Mengapa aku bisa berpikir begitu? Karena sekarang ini di Jepang sedang terjadi kelangkaan matcha akibat tingginya permintaan pasar dari seluruh dunia. You heard it right. Seluruh dunia tiba-tiba jadi fear of missing out terhadap matcha. Ditambah lagi, kabarnya kualitas panen first flush tahun 2025 ini juga ternyata kurang bagus karena faktor cuaca dan iklim. Alhasil harga matcha jadi naik berkali-kali lipat.

Di sisi lain, tren ini membuat para pengusaha mencoba memanfaatkan momentum untuk mulai berjualan bubuk matcha. Sekarang kita jauh lebih mudah untuk mendapatkan bubuk matcha berkualitas di Indonesia. Waktu ikut workshop bersama Hakuji di awal Mei lalu, owner Hakuji menuturkan bahwa beberapa tahun lalu susah banget cari matcha berkualitas karena… yah, memang belum banyak peminatnya.

Memang semuanya baru ada jika sudah ada peminatnya. Untuk menjadi leader yang menciptakan peminat? Sepertinya tugas yang berat. 

Tapi ada juga sisi kurang enaknya. Karena sekarang istilah ceremonial grade makin sering dipakai, terkadang hal ini menjadi misleading. Faktanya, di Jepang sendiri tidak ada regulasi resmi yang mengatur tentang matcha grade

Jadi, istilah ceremonial grade itu sebenarnya bukan label resmi dari Jepang. Melainkan istilah yang diciptakan oleh para eksportir atau penjual matcha untuk memudahkan pembeli luar negeri memahami tingkat kualitas matcha yang mereka jual.

Anggap saja ini semacam istilah pemasaran yang digunakan untuk memberi gambaran bahwa ceremonial grade adalah jenis matcha yang biasa dipakai oleh praktisi upacara minum teh di Jepang. Sebuah matcha dengan kualitas yang sangat tinggi, ditanam, diproses, dan dipilih dengan teliti karena akan disajikan dalam momen sakral dan penuh makna.

Namun sekarang siapa pun bisa dengan mudah melabeli produk bubuk matcha mereka sebagai ceremonial grade. Yang lebih disayangkan adalah jika klaim itu diberikan tanpa informasi yang cukup, tanpa transparansi soal asal usul, proses panen, hingga uji rasa yang seharusnya menyertai label tersebut.

Karena tidak adanya regulasi yang mengatur istilah ceremonial grade, batas kualitasnya pun menjadi abu-abu.

Namun kita tidak perlu terlalu khawatir. Penjual atau brand yang benar-benar menghargai matcha dan ingin membagikan pengalaman otentik kepada konsumen biasanya akan mencantumkan informasi penting seperti:

  • Kapan matcha dipanen? Apakah di panen pertama, kedua, ketiga, atau seterusnya?
  • Kultivar/varietas apa yang digunakan pada bubuk matcha?
  • Di daerah mana tanaman matcha ditanam? 
  • Tahun berapa matcha dipanen?

Memang tidak  banyak produsen atau brand yang memberikan keempat informasi di atas. Akan tetapi jika mereka berani mencantumkannya secara jelas, itu bisa menjadi salah satu indikator kualitas matcha yang sesungguhnya.

Sebaliknya, jika penjual tidak bisa memberikan setidaknya dua dari empat informasi di atas, besar kemungkinan klaim ceremonial grade tersebut hanya sekadar label promosi, bukan representasi mutu yang sebenarnya.

Selanjutnya, mari kita kembali membahas tentang warna matcha yang belakangan ini viral. Serupa tapi tak sama. Tahukah kalian bahwa kebanyakan matcha yang kita pernah konsumsi selama ini kemungkinan besar adalah green tea

Apa bedanya?

Wellperbedaannya kurang lebih seperti membandingkan baking powder dan soda kue.

Perbedaan paling mendasar antara green tea dan matcha ada di cara penanaman dan pengolahannya. Sementara daun green tea langsung dipanen begitu waktunya, matcha diteduhkan (shading) terlebih dahulu selama 30-40 hari. Inilah yang membuat warna matcha bisa berwarna hijau terang yang cantik karena klorofil berkumpul di pucuk daun. Bahkan semakin bagus kualitasnya, warnanya semakin pekat seperti hijau giok. Sedangkan daun green tea lebih berwarna hijau kekuningan dan cenderung kusam.

Selain itu pada proses pengolahannya menjadi bubuk, daun green tea diambil semua bagian daunnya, sedangkan matcha hanya mengambil daging daunnya saja. Tulang daun, kulit daun, dan batang daun tidak ikut diproses. 

Ini yang membuat rasa matcha dan green tea menjadi berbeda. Rasa green tea akan cenderung lebih pahit, sepat, dan kadang terasa lebih kasar di lidah. Sedangkan pada matcha rasa pahitnya lebih halus. Karena proses penanamannya, daerah tanam hingga kultivar/varietasnya, membuat profil rasa matcha juga lebih luas: umami, creamy, floral scent, seaweed, oceanic, hingga nutty.

Alright then, kurasa pembahasan tentang matcha secara umum sampai di sini dulu. Kalau terlalu banyak, kamu mungkin akan merasa kewalahan dengan semua informasi ini. Tapi harapannya, setelah membaca postingan ini, kamu jadi sedikit lebih tahu tentang seperti apa kualitas matcha yang baik, apa saja yang bisa dipertimbangkan, entah saat menikmati di kafe, atau kalau-kalau kamu tiba-tiba ingin mendalami matcha lebih serius di rumah.

Anyway, you can still enjoy your matcha however you like—regardless of the color or qualityInformasi ini bukan untuk membatasi, tapi justru agar kamu bisa menikmati matcha dengan lebih sadar dan penuh rasa. Karena pada akhirnya, setiap orang punya preferensi masing-masing.

And after all, knowledge is always a good companion, right?


Comments

Popular posts from this blog

REVIEW E-READER ONYX BOOX NOVA 2 BAHASA INDONESIA

Sumber: Foto Pribadi Hai! Apa kamu suka banget membaca? Suka membaca buku digital dan sedang mencari-cari e-reader yang cocok? Jika iya, coba baca pengalamanku menjajal e-reader dari Onyx Boox Nova 2 yang kubeli beberapa hari lalu ini. Banyak dari kita yang awalnya pasti kebingungan hendak membeli e-reader dari Kindle yang sudah terkenal itu atau e-reader lain. Atau bahkan masih ada yang belum tahu e-reader apa saja yang saat ini telah beredar di pasaran? Well , yang kutahu hingga saat ini ada  e-reader dari Kindle, Kobo, dan Onyx Boox. Mungkin bagi yang sudah mengetahui e-reader lainnya yang tidak kalah bagus bisa bantu share dan ceritakan pengalaman membaca melalui perangkat tersebut   di kolom komentar.  Awal cerita bagaimana aku akhirnya memutuskan membeli Onyx Boox ini bisa dibilang agak panjang. For the longest time aku selalu merasa Kindle adalah e-reader terbaik sejak aku mengetahuinya waktu kuliah namun Kindle belum memenuhi preferensi yang kubutuhkan. Apa s...

PENGALAMAN REKRUTMEN ODP IT BANK MANDIRI

Sumber: Google Di postingan kali ini aku mau berbagi cerita pengalamanku tentang proses rekrutmen ODP IT Bank Mandiri. Kenapa aku tulis? Salah satunya adalah karena masih minimnya cerita gimana sih pengalaman rekrutmen ODP Bank Mandiri khususnya untuk bidang IT. Kalau pengalaman rekrutmen untuk ODP General Bank Mandiri udah banyak kutemuin waktu aku sendiri sedang di fase proses rekrutmen sedangkan untuk proses rekrutmen ODP IT Bank Mandiri, aku ubek-ubek internet baru nemu 1 blog doang yang ceritain tentang pengalamannya waktu ikut seleksi rekrutmen ODP IT Bank Mandiri. Nah, tujuan aku berbagi pengalaman ini gak lain gak bukan adalah sekadar sharing dan memberi gambaran tentang apa aja kira-kira prosesnya dan gimana aja prosesnya.  Sebelumnya perlu juga diketahui apa sebenarnya yang memotivasiku untuk coba daftar di ODP IT Bank Mandiri ini. Jadi, awalnya aku sempat buka Linkedin dan lihat ada salah satu teman seangkatan yang udah kerja sebagai ODP IT Bank Mandiri. Dari situ aku ...

WAJAH BARU BLOG

Sumber: Unsplash Hai! Akhirnya, ya, setelah lebih dari sekian tahun bertahan dengan  template blog lama, dengan berat hati aku mengganti template blogku. Waktu masih sekolah, sejak tahun 2010-2015, aku sering mengganti  template  blog dari berbagai website yang menyediakan template blog secara gratis. Maklum belum berpenghasilan. Bahkan sejak tahun 2010, ketika masih zamannya  template  blog yang ramai atau warna-warni, aku sudah punya gambaran dan preferensi bahwa blogku ini harus personal dan sesuai dengan keinginanku. Keinginanku saat itu dan masih sama hingga sekarang adalah bahwa blogku harus bernuansa bersih, putih, dan minimalis.  Ketika akhirnya aku mendapat materi kuliah soal membuat  website sekitar tahun 2016 kalau tidak salah ingat, aku menjadikan blog pribadiku sebagai kanvas eksperimen.  I loved and enjoyed doing it.  Dari membuat desainnya di Wix, sampai membuat  code  dan migrasi ke Blogger. Aku berta...