Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Ethereal Lines

WAKTU

Aku di sini Kau di sana Sama-sama memunggungi waktu Ia tak tahu sama sekali Tentang kita yang terperangkap Dalam zona hitam Yang tak tahu bagaimana caranya Kembali ke masa Di mana ia masih memihak kita Memberi kesempatan bulan Mendongeng di malam hari Memberi kesempatan bintang  Menerangi bunga mimpi-mimpi indah Sekarang hanya selimut abu-abu Yang memeluk lengan-lengan kita Menutupi telinga kita dari cerita bulan Menutupi angan kita dari bintang Menjauhkan mereka dari kita Waktu terus-menerus menggerus memori kita Sayang Semesta bekerja terlalu keras Sayang Biarlah waktu berjalan sejauh mungkin Sampai ia sadar Kalau kita dijauhkan untuk didekatkan ----- 16 Mei 2016, 7:56 AM

KESALAHAN

Baka . Tentu saja itu adalah sebuah kesalahan. Kau mendengar ada penyihir yang bisa mengabulkan semua permintaanmu dari kabar burung yang terbawa angin dari hutan? Aku nyaris tertawa terpingkal-pingkal kau dengan mudahnya percaya hal magis semacam itu. Tak ada yang namanya penyihir. Kuberitahu kau sekali lagi: tak ada yang namanya penyihir.  Mengapa kau menganggapnya penyihir hanya karena dia bisa mengabulkan semua permintaanmu?  Mengapa kau bisa berpikir dia adalah penyihir hanya karena dia memberimu bubuk putih yang mirip tepung terigu? Mengapa kau bisa berpikir dia adalah penyihir hanya karena dia bisa menyulapmu menjadi cantik yang tanpa kau sadari kalau kau sendiri sudah cantik? Baka da na . Jangan terlalu jauh berjalan dari rumah. Kau tahu itu berbahaya. Kau bisa tersesat. Cepat kembali sebelum gelap. Seseorang sedang menunggumu dengan cokelat panas yang sudah tertata dengan rapi di meja lengkap dengan kudapan biskuitnya. Dia sedang duduk dengan jari-jari tergenggam kuat...

SEMINGGU

Seminggu. Seminggu berarti Minggu telah meninggalkan Senin dengan langkah cepat dan sudah waktuku kembali ke Senin lagi.  Dan perasaan ini--semacam ritual minum teh di sore hari yang selalu ditunggu-tunggu namun ketika sudah menikmatinya, waktu beranjak sangat cepat--selalu merayapi kalau aku sudah berdiam diri terlalu lama bersama mereka. Seandainya aku hanya menetap barang sehari atau dua hari, perasaan ini tidak akan pernah muncul. Selalu. Selalu saja suara gemetar yang ditutup-tutupi mengikuti langkahku di setiap jalan. Kita sama-sama mengucapkan salam perpisahan, sama-sama mendoakan yang terbaik selama kita saling menjauh, dan sama-sama mendoakan dalam bisikan doa agar kita selalu bisa bertemu  lagi dalam keadaan sehat.

NO ONE BLAMES THE WAVES

Terkadang mungkin akan menyenangkan menjadi ombak. Kau ditakuti, kau disayangi. Ketika kau meliuk-meliuk indah, kau disayangi. Kau menyenangkan para peselancar. Ketika k au marah, kau ganas. Kau ditakuti. Kau dapat menghantam bebatuan karang, pantai, apa saja. Tak ada yang menyalahkanmu. Mereka akan menyalahkan cuaca, tentu saja.

WILL I FALL TOO?

Aku dulunya berpikir kalau kami akan berjuang dan bertahan bersama sampai aku melihat satu per satu teman-teman seperjuanganku tumbang. Dan aku mulai berpikir...akankah aku berakhir seperti mereka?

(UN) HAPPY

Ini seharusnya tidak terjadi, kan? Semuanya mengalir terlalu cepat bagaikan air yang menggerus tanah di saat hujan menyapu permukaan terjal. Seperti itulah kebahagian tersapu oleh sesuatu yang paling ingin kau enyahkan dari ingatanmu sepanjang masa.  Di saat aku mulai  membangun kembali rumah dari puing-puing angin topan yang membuatku tak sadarkan  diri hingga dua belas bulan, di saat aku mulai menata kecerian, tawa, dan kesedihan pada tempatnya masing-masing, di saat aku mulai merencanakan apa yang aku lakukan mendatang dengan segala yang baru, aku menemukan bahwa dia menyeruak kembali. Dari kegelapan terdalam sosoknya terlihat tidak memperdulikanku. Tetapi aku yang memperdulikannya. Atau lebih tepatnya bertanya-tanya, "Mengapa harus kembali di puncak kebahagianku?"  Kemudian aku disadarkan bahwa roda manusia selalu berputar. Mungkin aku pula yang kelewat bahagia tanpa mengantisipasi sosoknya yang kapan saja bisa muncul.  Entah mengapa sejak dia menyumbat peng...

PERPISAHAN

Inilah saatnya Bagi kita 'tuk berpisah Jauh jauh jauh Aku takkan melihatmu lagi Pergi pergi pergi Semua tentang kita Akan memudar dalam lembaran waktu Segala tentangmu Tak ada yang istimewa lagi Buang buang buang Kau tak berarti apa-apa lagi Sirna sirna sirna Merpati putih yang kuberikan Menghitam saat kau coba tenggelamkan Ketahuilah Butuh setetes lamunan panjang Untuk menjernihkan memori Setelah kautumpuhkan jelaga ke dalamnya Sekarang memori t'lah jernih Di waktu perpisahan kita Kuharap aku tak meninggalkan apa pun padamu Begitu pun sebaliknya **** 23 April 2015 8:59 PM