Baka. Tentu saja itu adalah sebuah kesalahan. Kau mendengar ada penyihir yang bisa mengabulkan semua permintaanmu dari kabar burung yang terbawa angin dari hutan? Aku nyaris tertawa terpingkal-pingkal kau dengan mudahnya percaya hal magis semacam itu. Tak ada yang namanya penyihir. Kuberitahu kau sekali lagi: tak ada yang namanya pernyihir. Mengapa kau berpikir dia adalah penyihir hanya karena dia bisa mengabulkan semua permintaanmu? Mengapa kau bisa berpikir dia adalah penyihir hanya karena dia memberimu bubuk putih yang mirip tepung terigu? Mengapa kau bisa berpikir dia adalah penyihir hanya karena dia bisa menyulapmu menjadi cantik yang tanpa kau sadari kalau kau sendiri sudah cantik?
Seminggu.
Seminggu berarti Minggu telah meninggalkan Senin dengan langkah cepat dan sudah waktuku kembali ke Senin lagi.
Dan perasaan ini--semacam ritual minum teh di sore hari yang selalu ditunggu-tunggu namun ketika sudah menikmatinya, waktu beranjak sangat cepat--selalu merayapi kalau aku sudah berdiam diri terlalu lama bersama mereka. Seandainya aku hanya menetap barang sehari atau dua hari, perasaan ini tidak akan pernah muncul.
Selalu.
Selalu saja suara gemetar yang ditutup-tutupi mengikuti langkahku di setiap jalan. Kita sama-sama mengucapkan salam perpisahan, sama-sama mendoakan yang terbaik selama kita saling menjauh, dan sama-sama mendoakan dalam bisikan doa agar kita selalu bisa bertemu lagi dalam keadaan sehat.